Social Bar

Popunder

Postingan Populer

Jumat, 07 Maret 2025

KISAH SANG JURU TAKTIK PERANG (PANGERAN DIPONEGORO)

KISAH SANG JURU TAKTIK PERANG (PANGERAN DIPONEGORO)




Pangeran Diponegoro adalah pemimpin perang yang menerapkan berbagai strategi dalam melawan Belanda, termasuk perang gerilya dan taktik Telik Sandi. Ia juga mengandalkan dukungan masyarakat setempat. 


Strategi perang gerilya  

- Memanfaatkan kondisi geografis Jawa yang berbukit dan berhutan

- Memusatkan pertahanan di Gua Selarong

- Berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya


Taktik Telik Sandi 

- Mengirim mata-mata untuk mendapatkan informasi tentang musuh


Taktik musim penghujan 

- Memanfaatkan situasi alam menjadi senjata yang tidak terkalahkan

- Menimbulkan berbagai penyakit seperti disentri dan malaria


Dukungan masyarakat setempat 

- Mengandalkan dukungan masyarakat setempat dalam perang Jawa


Taktik Benteng Stelsel 

- Taktik Belanda untuk mempersempit daerah lawan dengan membangun benteng di setiap sudut kota yang sudah dikuasai


Perang Diponegoro atau Perang Jawa berlangsung antara tahun 1825 dan 1830. Perang ini menelan korban terbanyak dalam sejarah Indonesia. Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Pasukan Tulungan asal Minahasa di Magelang dan diasingkan ke Manado dan Makassar hingga akhir hayatnya. 


Pada 28 Juli 1825, Pangeran Diponegoro berkumpul di Selarong bersama para tokoh yang membantunya dalam peperangan terhadap penjajah Belanda. antara lain Pangeran Mangkubumi, Pangeran Adinegoro, Pangeran Panular, Adiwinoto, Suryodipuro, Kiai Mojo, Pangeran Ronggo, Ngabehi Mangunharjo, dan Pangeran Surenglogo.

Setelah Belanda mendatangi dan membakar kediamannya di Tegalrejo, P. Diponegoro memerintahkan Joyomenggolo, Bahuyuda, dan Hanggowikromo untuk memobilisasi orang desa di sekitar Selarong agar siap berperang melawan Belanda.

Selanjutnya, P. Diponegoro mengirim surat kepada para pemimpin pasukan di wilayah Kesultanan Yogyakarta, yang berada di Kedu, Bagelen, Banyumas, Serang, Monconegoro Timur (Magetan, Madiun, Rajegwesi, Kertosono, Berbek, Ngrowo), serta demang di perbatasan lainnya, untuk memerangi Belanda.

Pangeran Diponegoro juga membagi daerah perang dan menyusun struktur organisasi militer meniru organisasi tentara Kerajaan Turki Utsmani.

Dalam Perang Jawa, Pangeran Diponegoro menamai pangkat untuk pemimpin tertinggi sebagai "Alibasah".

Beberapa Alibasah dan Basah yang ditunjuk oleh Pangeran Diponegoro di antaranya:

- Alibasah Sentot Prawirodirjo

- Alibasah Kerto Pengalasan (Tumenggung Wiryodirejo)

- Alibasah Mohammad Ngusman

- Basah Gondokusumo

- Basah Mertonegoro

- Basah Ngabdul Latip

Selain tokoh-tokoh tersebut, masih banyak yang membantu Pangeran Diponegoro selama Perang Jawa, di antaranya:

Pangeran Suryologo

Tumenggung Mangkudirejo (Pangeran Mangkudiningrat)

Pangeran Notoprojo

Tumenggung Mertoyudo (Pangeran Wiryonegoro)

Pangeran Suryokusumo

Tumenggung Reksoprojo

Pangeran Abu Bakar

Tumenggung Handangtoro

Tumenggung Gajah Pernada

Tumenggung Hadiwinoto

Tumenggung Martodipuro

Tumenggung Sumodilogo

Tumenggung Joyomustopo

Tumenggung Hadisuryo

Tumenggung Sumonegoro

Tumenggung Seconegoro

Tumenggung Sumodiwiryo

Pangeran Surodilogo

Tumenggung Ranupati

Pangeran Suryonegoro

Pangeran Surodinegoro

Warsokusumo

Tumenggung Kertodirjo

Tumenggung Mangkunegoro

Tumenggung Kolopaking IV

Tumenggung Kertanegara IV

Tumenggung Jogonegoro

Dan masih banyak lagi




0 comments: